Awal bulan ini masyarakat Indonesia memasuki libur lebaran. Seperti tahun - tahun sebelumnya, tradisi mudik selalu dinanti - nanti, terutama oleh para perantau. Berkumpul bersama keluarga atau berlibur ke tempat - tempat wisata. Tidak terkecuali kami, pengelola blog ini. Libur lebaran ini akan kami manfaatkan untuk menyegarkan pikiran, silaturahmi ke tempat kerabat. Sebulan ini mungkin tidak ada postingan baru dari kami selain pengalaman kami liburan kemarin.
Sehari di Kulon Progo
Destinasi liburan yang akan kami ceritakan kali ini adalah rumah budhe (bibi) kami di Kulon Progo. Ini memang bukan liburan atau tamasya ke tempat wisata, ke pantai, ke kebun teh, dan yang sejenisnya. Ini hanyalah berkunjung ke rumah budhe kami di sebuah desa di Kulon Progo. Oh iya, Kulon Progo adalah salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Detail alamatnya tidak kami sebutkan, untuk menjaga privasi pemilik rumah.
Meskipun bukan tempat wisata, akan tetapi mengunjungi rumah pedesaan budhe kami di Kulon Progo adalah sebuah wisata yang tak tergantikan oleh tempat wisata manapun. Suasana pedesaan yang memaksa ingatanku untuk menyusun keping - kepingan kenangan masa kecilku dulu.
OTW Kulon Progo
Jarak tempuh dari rumah kami ke tempat tujuan mungkin ada sekitar 35 km lebih. Perjalanan ini akan kami tempuh dengan sebuah sepeda motor butut teman setia kami. Keluar dari ingar bingar dan kemacetan Kota Jogja, melaju menyusuri Jalan Godean, yang semakin lama semakin terasa suasana pedesaan. Ada pepohonan rindang, sawah, perbukitan, sangat indah. Kelokan demi kelokan, tanjakan dan turunan. Wow... inilah yang namanya refreshing bagiku. Daripada berwisata di tempat keramaian seperti ke pantai, kebun binatang, apalagi mal, perjalanan menuju pedesaan adalah sesuatu yang jauh lebih berkesan dan lebih menyegarkan pikiran .
Yah, sebagai seorang introvert, membaca buku perjalanan wisata jauh lebih menegangkan dari pada menempuh perjalanan itu sendiri...
Rumah Joglo Limasan yang Indah
Terkadang ada tempat - tempat tertentu yang bisa membuat anda teringat masa kecil anda. Tempat - tempat seperti itu menjadi begitu spesial untuk anda. Mengingat kenangan indah semasa kecil adalah sesuatu yang sangat menghibur bagi kami. Semua itu kami dapatkan dan kami rasakan ketika kami sampai di pelataran rumah budhe kami. Di rumah ini sekarang nenek kami tinggal. Rumah ini terletak di pinggir jalan tanjakan,dan terletak lebih rendah dari badan jalan.
Pelataran rumah ini ditanami pohon singkong. Memandu ingatan kami pada suatu waktu 20 tahun yang lalu. Menemani nenek kami mencari daun singkong di tegalan pinggir kali. Ada pelepah pohon kelapa kering terjatuh.Nenek kami memungutnya, membawa ke rumah, lalu ketika ada waktu luang, mulailah beliau "ngekrek'i daun pelepah kelapa tadi dengan "bendho", untuk kemudian dipakai sebagai bahan bakar tungku dapur. Sebuah tungku yang terbuat dari batu bata yang disusun sedemikian rupa. Sebuah tungku di mana kami sesekali memasukkan biji melinjo ke dalamnya ketika api menyala. Oh, lezatnya melinjo bakar bercampur abu...
Setiap detail peristiwa yang kami ingat kembali berhasil membuat kami jadi terharu.
Di sudut pelataran rumah bibi kami, di sana ada langgar kecil, berjarak sekitar 2 m terpisah dari rumah utama. Gubuk kayu berukuran kira - kira 2 m x 3 m, berbentuk panggung, 100% materialnya dari kayu. Tempat untuk melaksanakan shalat. Ada tikar dan sajadah di dalamnya. Terkesan sangat khusyuk. Di gubug kecil ini mungkin anda bisa shalat dengan tenang. Anda coba padamkan listrik, nyalakan lampu minyak di dalam langgar, lalu anda bisa membaca al qur-an dengan khusyuk bersinarkan temaram lampu minyak, hening dari berisiknya televisi dan alat elektonik lainnya. luar biasa!
Rumah budhe kami adalah rumah penduduk tradisional jawa. Hampir 100% bermaterial kayu dan bambu. Sangat pedesaan banget deh pokoknya. Kata orang -orang , ini adalah model rumah joglo.
Apalah namanya saya juga tidak tahu persis. Penting bagi kami , bahwa rumah dengan model ini sangat spesial, benar - benar seperti mengulang masa lalu, masa kecil. Ada tiang kayu penyangga di bagian dalam rumah, sekat dari papan kayu, ada dapur yang luas, sumur di belakang rumah, ada kandang ternaknya juga, wah lengkap pokoknya. Sayangnya, ada beberapa foto yang hilang, yang sedikit menggambarkan suasana dalam rumah. Mungkin lain kali akan kami bawakan pada kunjungan yang akan datang, insya Allah.
Akhirnya , kami pulang kembali ke kota dengan membawa kenangan masa kecil. Ini adalah lebih dari sekedar wisata ke tempat wisata. Lagi pula , saya kurang berminat berwisata di keramaian tempat wisata pada umumnya. Kapan - kapan ingin ke Kulon Progo lagi.
Sehari di Kulon Progo
Destinasi liburan yang akan kami ceritakan kali ini adalah rumah budhe (bibi) kami di Kulon Progo. Ini memang bukan liburan atau tamasya ke tempat wisata, ke pantai, ke kebun teh, dan yang sejenisnya. Ini hanyalah berkunjung ke rumah budhe kami di sebuah desa di Kulon Progo. Oh iya, Kulon Progo adalah salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Detail alamatnya tidak kami sebutkan, untuk menjaga privasi pemilik rumah.
Meskipun bukan tempat wisata, akan tetapi mengunjungi rumah pedesaan budhe kami di Kulon Progo adalah sebuah wisata yang tak tergantikan oleh tempat wisata manapun. Suasana pedesaan yang memaksa ingatanku untuk menyusun keping - kepingan kenangan masa kecilku dulu.
OTW Kulon Progo
teman setia sebelum berangkat |
menuju rumah bibi |
Jarak tempuh dari rumah kami ke tempat tujuan mungkin ada sekitar 35 km lebih. Perjalanan ini akan kami tempuh dengan sebuah sepeda motor butut teman setia kami. Keluar dari ingar bingar dan kemacetan Kota Jogja, melaju menyusuri Jalan Godean, yang semakin lama semakin terasa suasana pedesaan. Ada pepohonan rindang, sawah, perbukitan, sangat indah. Kelokan demi kelokan, tanjakan dan turunan. Wow... inilah yang namanya refreshing bagiku. Daripada berwisata di tempat keramaian seperti ke pantai, kebun binatang, apalagi mal, perjalanan menuju pedesaan adalah sesuatu yang jauh lebih berkesan dan lebih menyegarkan pikiran .
Yah, sebagai seorang introvert, membaca buku perjalanan wisata jauh lebih menegangkan dari pada menempuh perjalanan itu sendiri...
Rumah Joglo Limasan yang Indah
Terkadang ada tempat - tempat tertentu yang bisa membuat anda teringat masa kecil anda. Tempat - tempat seperti itu menjadi begitu spesial untuk anda. Mengingat kenangan indah semasa kecil adalah sesuatu yang sangat menghibur bagi kami. Semua itu kami dapatkan dan kami rasakan ketika kami sampai di pelataran rumah budhe kami. Di rumah ini sekarang nenek kami tinggal. Rumah ini terletak di pinggir jalan tanjakan,dan terletak lebih rendah dari badan jalan.
Pelataran rumah ini ditanami pohon singkong. Memandu ingatan kami pada suatu waktu 20 tahun yang lalu. Menemani nenek kami mencari daun singkong di tegalan pinggir kali. Ada pelepah pohon kelapa kering terjatuh.Nenek kami memungutnya, membawa ke rumah, lalu ketika ada waktu luang, mulailah beliau "ngekrek'i daun pelepah kelapa tadi dengan "bendho", untuk kemudian dipakai sebagai bahan bakar tungku dapur. Sebuah tungku yang terbuat dari batu bata yang disusun sedemikian rupa. Sebuah tungku di mana kami sesekali memasukkan biji melinjo ke dalamnya ketika api menyala. Oh, lezatnya melinjo bakar bercampur abu...
Setiap detail peristiwa yang kami ingat kembali berhasil membuat kami jadi terharu.
Di sudut pelataran rumah bibi kami, di sana ada langgar kecil, berjarak sekitar 2 m terpisah dari rumah utama. Gubuk kayu berukuran kira - kira 2 m x 3 m, berbentuk panggung, 100% materialnya dari kayu. Tempat untuk melaksanakan shalat. Ada tikar dan sajadah di dalamnya. Terkesan sangat khusyuk. Di gubug kecil ini mungkin anda bisa shalat dengan tenang. Anda coba padamkan listrik, nyalakan lampu minyak di dalam langgar, lalu anda bisa membaca al qur-an dengan khusyuk bersinarkan temaram lampu minyak, hening dari berisiknya televisi dan alat elektonik lainnya. luar biasa!
Teduhnya rumah desa |
Rumah budhe kami adalah rumah penduduk tradisional jawa. Hampir 100% bermaterial kayu dan bambu. Sangat pedesaan banget deh pokoknya. Kata orang -orang , ini adalah model rumah joglo.
Apalah namanya saya juga tidak tahu persis. Penting bagi kami , bahwa rumah dengan model ini sangat spesial, benar - benar seperti mengulang masa lalu, masa kecil. Ada tiang kayu penyangga di bagian dalam rumah, sekat dari papan kayu, ada dapur yang luas, sumur di belakang rumah, ada kandang ternaknya juga, wah lengkap pokoknya. Sayangnya, ada beberapa foto yang hilang, yang sedikit menggambarkan suasana dalam rumah. Mungkin lain kali akan kami bawakan pada kunjungan yang akan datang, insya Allah.
ternak belakang rumah |
suasana pedesaan |
No comments:
Post a Comment